Thomas Alva Edison.
Setiap orang pasti pernah denger namanya, walau nggak tau siapa paling tidak pernah denger lah. Hahahaha.
Iya,
beliau pendiri perusahaan General Electric. Daripada sebagai pendiri
perusahaan, beliau lebih terkenal sebagai penemu lampu pijar dan
beberapa hak paten yang lain.
Lampu pijar.
Beliau berkata bahwa
untuk menciptakan 1 buah lampu pijar yang berhasil membutuhkan 1000 kali eksperimen gagal dan 1 kali eksperimen berhasil. Bayangin,
totalnya 1001 kali eksperimen hanya untuk membuat 1 lampu yg menyala.
Yang
jadi pertanyaan itu, kenapa harus 1001 kali eksperimen? Siapa aja tau
jawabannya, semua hasil butuh proses. Jelas, semuanya pasti butuh proses.
Secara sadar atau gak sadar yang namanya proses itu ngebantu buat
kesempurnaan hasil. Setiap kali kegagalan eksperimen yang dialami Edison
bukanlah tiada arti.
Eksperimen gagal Edison dari yang pertama kali sama ke seribu kali, ngebantu
beliau buat mengerti "how to make it real". Ketika sudah sampai ke-1001,
semua yang bermula dari imagine-nya ternyata menjadi "real". Lampu pijar yang
ditemuin Edison, bisa jadi dasar buat pengembangan lampu-lampu jaman gini.
Sadar gak sadar.
Sering
juga ya buat kita yang ngerasa gagal atau gak puas dengan kegiatan yang dilakuin.
Semacam tidak ada kesesuaian antara ekspektasi dengan realita. Tapi sadar
gak? Kadang setelah hal yang tidak sesuai itu terjadi tiba-tiba kayak ngasih
pengetahuan tersendiri. Jadi mengerti "oh, jd di sini" atau " oh iya ya"
sambil nepok jidat seakan kalo dikasih kesempatan 2 kali gak bakal terjadi
hasil yang sama.
Nah, itu. . Itu juga mungkin yang dialami Edison sampe
nemui bola lampu. Andai si Edison berhenti di eksperimenny yang ke-1000.
Lampu gak bakal ditemui lewat tangannya. Hahaha.
Makasih ya Allah, telah banyak aku diberi pengalaman berharga oleh-Mu.
Selasa, 12 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar