Jumat, 22 Februari 2013

ingat?

tik..tok..tik..tok..
dong dang deng dong~

(type) write

tak tik tak tik tak tik tak tik tak tik.
TING!
greek greek greek.
tak tik tak tik tak tik.
TING!
TING!

Selasa, 12 Februari 2013

Si Lifmi

...english book..
..kwetiau saus teriyaki..
.novel dan puisi.
Lagi

Kata Edison Tentang Bola Lampu

Thomas Alva Edison.
Setiap orang pasti pernah denger namanya, walau nggak tau siapa paling tidak pernah denger lah. Hahahaha.
Iya, beliau pendiri perusahaan General Electric. Daripada sebagai pendiri perusahaan, beliau lebih terkenal sebagai penemu lampu pijar dan beberapa hak paten yang lain.

Lampu pijar.
Beliau berkata bahwa untuk menciptakan 1 buah lampu pijar yang berhasil membutuhkan 1000 kali eksperimen gagal dan 1 kali eksperimen berhasil. Bayangin, totalnya 1001 kali eksperimen hanya untuk membuat 1 lampu yg menyala.

Yang jadi pertanyaan itu, kenapa harus 1001 kali eksperimen? Siapa aja tau jawabannya, semua hasil butuh proses. Jelas, semuanya pasti butuh proses. Secara sadar atau gak sadar yang namanya proses itu ngebantu buat kesempurnaan hasil. Setiap kali kegagalan eksperimen yang dialami Edison bukanlah tiada arti.


Eksperimen gagal Edison dari yang pertama kali sama ke seribu kali, ngebantu beliau buat mengerti "how to make it real". Ketika sudah sampai ke-1001, semua yang bermula dari imagine-nya ternyata menjadi "real". Lampu pijar yang ditemuin Edison, bisa jadi dasar buat pengembangan lampu-lampu jaman gini.

Sadar gak sadar.
Sering juga ya buat kita yang ngerasa gagal atau gak puas dengan kegiatan yang dilakuin. Semacam tidak ada kesesuaian antara ekspektasi dengan realita. Tapi sadar gak? Kadang setelah hal yang tidak sesuai itu terjadi tiba-tiba kayak ngasih pengetahuan tersendiri. Jadi mengerti "oh, jd di sini" atau " oh iya ya" sambil nepok jidat seakan kalo dikasih kesempatan 2 kali gak bakal terjadi hasil yang sama.

Nah, itu. . Itu juga mungkin yang dialami Edison sampe nemui bola lampu. Andai si Edison berhenti di eksperimenny yang ke-1000. Lampu gak bakal ditemui lewat tangannya. Hahaha.

Makasih ya Allah, telah banyak aku diberi pengalaman berharga oleh-Mu.

Mi Ayam Mi Ayam

Mi + ayam = mi ayam.
Enak itu, kangen sekali bisa makan mi ayam. Dulu di kampus tinggal jalan ke ceger udah nemu  abang-abang mi ayam. Nyesek juga ye aku ini. Ayam udah kena inflasi. Porsinya sama tapi harga udah tembus 15 ribuan. Dulu pas PKL di Wonosari, makan mi ayam paha itu cuma 6 ribu. Paha loh, pahaa! Bukan ayam cincang geje, tapi paha 1 biji. Lumayan banget yaa. Ada juga itu yang enak di deket kantor tempat PKL, harganya juga cuma 6 ribu.
Kampung orang emang lebih indah dari kampung sendiri. Wkwkwk.
Tapi pempek di kampungku cukup murah (kayaknya). Pecel lele di sini juga harganya bikin geleng-geleng. Tapi harga tekwan, model, laksan, cukup terjangkau di sini.
Yaudah, kalo gitu makan pempek aja lah.

Ada 8

Muka 6,
Wajah 3,
Kaki 5,
Mata 4,
Tangan 1,
Mulut 7,
Kepala 2,
Ada 8.

Narsis, Peyorasi atau Konotasi?

Gue ngakak-ngakak nonton stand up comedy episode malem ini. Sumpah, geli-geli gue nontonny. Episode malem ini temanya "narsis". Ada 3 comic yg bwain banyolan seputar narsis. Eh, gue baru tau si Zarry Hendrik #cmiiw yang suka ngetwit romantis juga jadi comic sekarang. Makin meluas aja dunia per-comic-an Indonesia. Gak apalah, selagi positif gue dukung aja itu ngebanyol di depan umum.

Oke, balik lg ke temanya, "narsis". Narsis itu dulu ya, gue nyangka semacam sifat percaya diri seseorang yang muncul di mana aja dan kapan aja. Pernah denger lagunya Mass Romantic yang judulnya Narsis gak? Nah, itu kan tersirat kalo narsis itu kayak yang gue definisikan di atas. Ternyataaa, setelah menonton 3 comic tsb berorasi di salah satu channel favorit gue, narsis kini lekat dengan yang namanya "aaalaaay", apa? "alaay", apa? ulangi? "4L4y!", nah bener bgt. "alay".

Nggak kepikiran darimana itu ada pengklasifikasian dari "pede", jadi "narsis", kemudian "alay". Dulu itu ya, pas era gue masih SD. Orang-orang yang suka foto-foto, bergaya, sama mau tampil, itu dibilang sama orang-orang "pede" aja. Dulu juga di sinetron dialognya paling sering, "ihh, pedee..". Atau, pas di era gue SMP/SMA. Dialogny gini, " narsis banget sih lo!". Nah sekarang?? "alay beud ciih.", yg dibilang malah jawab, "ciyus? miapah?" =,= #fail. Ini kehidupan berbahasa sedang mengalami distorsi besar-besaran kayaknya. Wkwkwkwk.

Ngedenger orasi  3 comic, bikin hati ini degdegser. "Jangan-jangan, aku alay pula". Kalo dibilang narsis, okelah akui narsis. Beberapa sering gue buat misalnya, nulis curhatan di blog, trus otomatis ke share lewat twitter, atau nge-post apa gitu di tumblr kemudian muncul di fb, bikin twit-twit yang geje lalu banjir lah itu TL, terus apalagi yaa ulah-ulah gue yang dibilang narsis?

 Banyaklah kayaknya kalo ulah-ulah yang dianggap "narsis". Tetapi, malam ini, banyolannya mereka, yang di twitter suka check in lokasi, terus yang suka foto-foto di toilet dengan flash memantul di cermin sambil memegang kepala, atau yang foto-foto pake webcam dgn full dandan, atau apa lagi ya tadi? Oh iya, suka curhat geje padahal follower-nya temen-temen sendiri, itu dibilang narsis. Narsis bro. . Yang begitu dibilang narsis. Okelah narsis. Hmm.. *mikir.

Okey, it narsis.. Okey that's fine. Berarti gw yg belum narsis. Oke oke.

sampul

mengumbar status,
membudi daya komentar,
mengincar "jempol".

seal it

your face > your mouth > your mind > bad inside

Permen (jeruk)

Rasa (jeruk).
Asam (jeruk).
Manis (jeruk).
Warna (jeruk).
Kuning (jeruk).
Wangi (jeruk).
Namanya (jeruk).
Permen (jeruk).

Mata Angin

5
12
3
6
8

This

...tikus
...tikus
...tikus
...tikus

Wayang Orang

tek tek tek
dung dung
nang neng nang neng nong
neng nang neng nong
neng nang neng nong
tak tak tak
gong gong gong

Surga Itu ...

hangat
manis
nyaman
lembut
merdu
buah buah
air mengalir
 
 
Copyright © Notes
Blogger Theme by BloggerThemes Design by Diovo.com