Karena puasa itu buat menahan nafsu kan ya, melatih kesabaran. Nafsu yang dimaksud mungkin bukan sekedar nafsu lahir/batin kali ya. Nafsu yang lebih dari nafsu lahir batin. Nafsu yang gak mungkin bisa dipenuhi dengan makan enak, hdup nyaman, jalan-jalan, cuci mata, dsb.
Coba dipikir deh? Kalo bisa kenyang makan tempe? Kenapa suka maksain ingin daging? Atau yg lain, punya pasangan baik tapi maish juga mau pasangan yang cantik. Hahahaha. Iya kan? Pasti iyaa.
Yaa, sebenarnya gak salah punya nafsu. Harus malah, kalo gak ada nafsu ntar masehitam (mati segan hidup tak mau). Tapi mengendalikan yang penting, mengendalikan itu susah.
Kalo sekedar mengatur jadwal makan atau mengutamakan kegiatan yang penting itu mungkin yang biasa dilakuin. Tapi kalo menahan, garis bawah ya "menahan" ambisi, atau keinginan yang ada itu susah luar biasa.
Ambisi kok ditahan?
Puasa itu bikin kita inget, sebelum kenyang itu ada namanya laper. Sebelum bisa tidur nyenyak, ya nahan keroncongan. Bikin inget, mulanya ada it dari tidak ada, sebelum bahagia pasti ada derita. Iya kan? Iyalaaah. Hahaha.
Makanya ketika ambisi atau keinginan it realitanya tak sesuai, mesti inget juga kalo sebelum sesuai pasti ada ketidaksesuaian dulu. Kalo inget ini, bkal timbul rasa sabar atas kendali nafsu tadi.
Ambisi (atau apalah) emang mirip dengan rasa lapar.
Emang mirip sih, atau jangan-jangan iuat rasa lapar yang beda tingkatan dengan beda pula makanannya.
Pasti gak mau lah perut diisi dengan makanan yang gak jelas. Pasti juga gak mau kalo melepas penat dengan cara-cara atau ke tempat yang gak jelas. Gitu juga ambisi, pasti gak mau lah tujuan tercapai dengan cara yang gak baik.
Ya kan?
Ya kan?
Penting ya kan?
Penting nian itu namanya kendali nafsu sama sabar. Penting nian itu edukasi puasa, bukan cuma untuk keseimbangan fisik atau batin. Dampaknya bisa lebih luas lagi kepada keseimbangan sekitar.
Gue baru ngerti.
#telat -,-
#telat -,-
0 komentar:
Posting Komentar